Today News

Senin, 01 November 2010

Alasan Harga Emas Melambung Tinggi

Sejumlah analis memprediksi harga emas bakal naik hingga US$1.500 per ons.

VIVAnews - Harga emas dunia kembali melambung setelah sejumlah bank sentral di Eropa telah menghentikan penjualan cadangan emas. 

Emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 50 sen menjadi US$1.298,60 per ons (28,35 gram) di divisi Comex di New York Mercantile Exchange. Harga emas diperdagangkan tertinggi pada US$1.301,30 dan terendah US$1.295,80 pada Senin, 27 September 2010.

Sejumlah analis memprediksi harga emas bakal naik hingga US$1.500. Dalam laporan Motle Fool, sejumlah anggota Central Bank Gold Agreement (CBGA) yaitu bank sentral dari zona euro, Swiss, dan Swedia, telah menurunkan penjualan emas hingga menjadi 6,2 ton dalam satu tahun terakhir. Penjualan ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan rata-rata tahunan 388 ton selama satu dekade terakhir. 

Selain itu, Jerman yang memegang cadangan emas terbesar kedua setelah Amerika Serikat, mengumumkan bahwa tidak akan menjual cadangan emasnya. Padahal, sebelumnya Jerman bisa menjual lebih dari 6,5 ton setiap tahun. "Mungkin bank sentral (Deutsche Bundesbank) dan Departemen Keuangan Jerman ingin melakukan lindung nilai," tulis laporan itu.

Hasil polling yang dilakukan pada konferensi tahunan London Bullion Market Association (LBMA), juga menyimpulkan yang sama. Harga emas akan bergerak ke level US$1.500.  

Melalui peralatan komunikasi elektronik di area konferensi, para delegasi memberikan voting untuk harga emas September 2011. Hasilnya, sebagian besar delegasi memprediksi US$1.406, sedangkan 32 persen sisanya memperkirakan US$1.500.  (The Street, Motle Fool,dan Reuters)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar