Today News

Rabu, 09 November 2011

Oil USD/CAD Correlation

Efek harga minyak hampir semua orang kena karena begitu banyak digunakan. Seperti yang saya yakin Anda menyadari harga minyak telah berfluktuasi secara besar-besaran di masa lalu yang pada gilirannya mempengaruhi harga barang dan jasa yang kita beli dalam kehidupan sehari-hari kita seperti bensin, solar, energi, makanan dll. Minyak telah mengalami volaitilitas yang ekstrem dalam beberapa tahun terakhir, beberapa faktor utama yang mempengaruhi harga termasuk:
·         Apa pun yang dapat mengancam pasokan (misalnya pemogokan tenaga kerja)
·         Ketegangan Geopolitik, terutama di Timur Tengah
·         Cuaca - karena ini akan mempengaruhi permintaan
·         Bencana alam - ingat apa yang terjadi minyak selama badai Katrina?
Jika kita melihat pada mata uang negara-negara yang mengimpor sebagian besar minyak mereka melawan negara-negara yang mengekspor sebagian besar minyak mereka, jelas menunjukkan skenario menarik.
Sedikit yang diketahui bahwa Kanada salah satu eksportir minyak terbesar di dunia dan memiliki cadangan minyak terbesar. Impor Amerika Serikat sekitar 99% dari minyak mereka jadi mari kita lihat di CAD / USD.

Kita bisa melihat historis harga minyak dalam jangka menengah-panjang sebagian besar telah berkorelasi dengan pasangan mata uang CAD/USD (ini hanya kebalikan dari USD / CAD). Pada banyak kesempatan minyak telah menjadi indikator utama untuk USD / CAD. Jika seseorang ingin berspekulasi bahwa harga minyak akan bergerak sampai $ 100 pada tahun berikutnya, melakukan posisi short pada USD/CAD (atau long pada CAD / USD) mungkin salah satu cara untuk melakukannya.
Sebuah perdagangan alternatif dengan tingkat yang sama korelasi adalah CAD / JPY. Jepang juga mengimpor hampir semua minyak mereka.

Senin, 10 Oktober 2011

Mark Weinstein

Setelah menderita kerugian besar dalam karir trading Weinstein, ia kemudian mendapat sukses yang menakjubkan dalam trading-trading berikutnya.

Ia memasuki sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh beberapa pialang seperti misalnya COBE dan dalam tiga bulan merubah dana  100.000 menjadi $ 900.000 dan ia mengklaim telah pernah mengalami loss (kekalahan) selama kompetisi.
7 aturan dasar Trading dari Weinstein adalah sbb :

1. Belajar ekstra untuk mengetahui dasar-dasar dan rincian penting tentang instrumen trading Anda.
2. Kebanyakan trader sukses adalah seorang yang rendah hati & tidak sombong. Jika Anda sombong maka Anda mempunyai kemungkinan untuk mengalami kerugian karena kurang awas dalam masalah manajemen  resiko karena terlalu percaya diri untuk mengalahkan pasar. 
3. Memahami keterbatasan dan keunggulan Anda sebagai trader. Mengetahui kelemahan Anda, berguna untuk meminimalkan resiko dalam trading.
4. Memliki pola pikir yang baik dan sebaliknya jangan takut untuk memasang Stop Loss. Sebagian besar trader takut untuk rugi, dan menjadikan mereka mempunyai mental seorang penakut, bukan seorang pemenang.
5. Bersabar dan menunggu kondisi ideal untuk menampilkan diri sebelum memasuki sinyal trading. Memahami kapan masuk dan kapan keluar pasar adalah kedua hal yang sama-sama penting, dan poin ini adalah sebuah poin yang logis.
6. Strategi trading Anda harus fleksibel dan harus mudah beradaptasi dengan perubahan pasar. Sebuah strategi trading yang dinamis diperlukan untuk menang karena perubahan pasar bisa saja terus terjadi, sehingga strategi trading Anda harus fleksibel untuk bersaing dengan itu. 
7. Setelah mendapat profit, sebaiknya tidak menjadi puas atau sombong. Salah satu bagian tersulit dari trading adalah menjaga profit yang sudah diraih agar tidak hilang. Kebanyakan trader yang sudah profit langsung mengalami kerugian.

Kesabaran
"Saya jarang mengalami kerugian, karena saya menunggu saat yang tepat"kata Mark.Kebanyakan orang tidak akan menunggu terlalu lama atau tidak sabar menunggu waktu yang tepat untuk masuk pasar. Mereka akan berjalan ke hutan ketika masih gelap, sementara saya menunggu
sampai hari terang.Meskipun cheetah adalah binatang tercepat di dunia dan bisa menangkap setiap binatang dihutan, ia akan menunggu sampai benar-benar yakin dapat menangkap mangsanya. Cheetah tersebut mungkin akan bersembunyi di semak selama seminggu, menunggu saat yang tepat.Ia mungkin akan menunggu bayi kijang, dan jika tidak muncul bayi kijang, maka ia akan menunggu hewan lain yang sakit atau lumpuh. Hanya kemudian, ketika ada kesempatan maka cheetah tersebut tidak kenal takut ia akan mengambil kesempatan itu. Itu adalah ciri dari seorang trader profesional".

Mengapa Mark bisa mengalami keuntungan yang signifikan ?

"Saya memiliki ketakutan yang nyata dari pasar. Saya telah menemukan bahwa trader yang baik adalah orang-orang yang paling takut pasar. Ketakutan saya terhadap pasar telah memaksa saya untuk mengasah waktu saya dengan pertimbangan yang matang. Ketika saya trading dengan benar, hal ini seperti perenang yang menyelesaikan pertandingan renangnya. 
"Jika saya merasa keadaan pasar tidak bagus, saya tidak akan melakukan trading".

Keberuntungan di pasar ...   
"Saya tidak percaya ada yang pernah rugi karena nasib buruk, pasti ada alasan lain. Entah Anda salah memprediksi trend, atau anda tidak memiliki pengalaman. Selalu ada kesalahan yang terlibat. " 

Unsur yang paling penting untuk menempatkan posisi dalam trading.
"Saya selalu mencari pasar yang kehilangan momentum, dan kemudian, mencari pasar atau instrumen yang lain. Jadi misalnya Anda tidak menjumpai momen bagus untuk trading di GBPUSD, maka mungkin Anda dapat menemukan momen di EURUSD.

Kesimpulan
Penjelasan diatas adalah nasihat yang spesial dan terbaik bagi para trader besar, penekanan pada kesabaran dan menunggu kesempatan trading yang tepat adalah sesuatu yang harus trader miliki. Inti dari sistem Mark adalah mencari peluang terbaik dan masuk pada posisi yang tepat. 
Seorang trader juga harus bisa mengelola dana dan mengelola resiko. Resiko kerugian harus dihitung dan diukur dengan baik.
Sumber : Google

Kamis, 13 Januari 2011

Don't Put Your Eggs In One Basket, Really?

(managementfile – Risk) – Pepatah lama mengatakan `do not put all our eggs in one basket`. Namun Mark Twain juga punya quote yang terkenal yakni `Put all your eggs in one basket and WATCH THAT BASKET`. Meskipun pepatah pertama lebih popular, namun sesungguhnya keduanya bisa menjadi dasar dari strategi manajemen risiko. Hanya saja, implementasinya tentu saja tergantung pada situasi. 

Ilustrasi gambar (sumber: dreamstime.com)
Dilema menghantui setiap orang yang harus memutuskan diantara kedua pilihan tersebut. Misalnya dalam hal keputusan investasi: Jika Anda berinvestasi pada satu pilihan saja, jika pilihan Anda tepat maka Anda akan menang besar. Namun, jika salah, maka uang Anda berpotensi hilang semuanya. Sementara jika Anda melakukan diversifikasi maka Anda dapat mengurangi risiko, namun return Anda juga jadi terbatas. 


Namun risk management tidak terpaku pada investasi saja, namun lebih luas lagi seperti di bisnis (korporasi). Misalnya, dalam melakukan R&D, Anda dapat menggunakan dan mempertaruhkan seluruh sumber daya yang ada ke dalam satu proyek. Proyek ini bisa sukses karena sudah menggunakan sumber daya optimal, namun jika gagal, maka artinya seluruh sumber daya tersebut sia-sia saja. Atau pilihan lainnya Anda dapat mengejar berbagai proyek, dengan harapan salah satunya akan sukses, hanya saja jika Anda menaruh sumber daya terlalu sedikit juga berisiko. 


Jadi, mana yang terbaik, put your eggs in one basket and watch the basket atau diversifikasi?


Ketika pertama kali memulai terjun ke bisnis, seorang entrepreneur biasanya menaruh seluruh modal Anda ke dalam satu basket, dan memonitor basket tersebut terus menerus. `Put your eggs in one basket and watch the basket.` Selanjutnya, seiring berjalannya waktu dan pengalaman yang semakin banyak, baru dilakukan diversifikasi. Jika Anda sudah melakukan diversifikasi sejak awal, kecuali Anda punya sumber daya yang sangat banyak, maka jadinya malah kurang fokus. 


Jika Anda menaruh seluruh modal dalam satu keranjang saja, maka ketika gagal, kemudian gagal lagi, maka pasti Anda banyak memperoleh pengalaman dan pelajaran yang berharga mengenai bisnis tersebut. Fokus menjadikan Anda dapat belajar secara optimal, sehingga ketika kemudian Anda sudah memahami seluk beluk bisnis tersebut, selanjutnya Anda punya peluang yang besar untuk sukses. 


Jika modal terbatas, maka biasanya single basket lebih jadi pilihan. Jika modal besar, maka beberapa memilih untuk diversifikasi, dan seiring berjalannya waktu baru focus. Masing-masing punya risiko tersendiri.


Lalu ketika Anda punya keyakinan yang tinggi dalam suatu hal, maka pendekatan single basket adalah yang paling baik. Misalnya dalam hal investasi, jika dalam kondisi resesi lalu Anda masuk ke sector energi saja, maka Anda tentunya sudah memperoleh gain yang berlipat-lipat saat ini. Beda jika Anda melakukan diversifikasi ke beberapa sector, tentu return yang Anda peroleh tidak akan optimal. Jadi, single basket ini cocok diimplementasikan pada situasi dimana kita yakin terhadap hasilnya, ketidakpastian rendah, kita punya kemampuan yang tinggi untuk memonitor basket tersebut, serta basket yang kita pilih jauh lebih menarik dibandingkan dengan yang lain. 

Sementara itu, memilih banyak basket hanya dapat mengurangi risiko jika basket tersebut independent satu sama lain, atau tidak berkorelasi secara positif. Banyak basket juga sesuai digunakan jika sumber daya banyak, dan Anda punya kemampuan untuk melakukan diversifikasi. 

Intinya, ketika Anda mau menaruh dalam satu basket, maka `watch the basket` secara terus menerus, sehingga Anda akan punya pengalaman lebih terkait dengannya. Sementara itu, jika Anda mau diversifikasi, Anda pun harus siap dengan modal yang besar, serta return yang mungkin tidak terlalu tinggi.

Strategi Carry Trade dan Risk Aversion

(Vibiznews – FX) – Bagi para investor, istilah carry trade merupakan sesuatu yang sangat jamak didengar. Carry trade adalah sebuah kegiatan di mana investor membeli mata uang atau aset yang memiliki imbal hasil tinggi (high-yield) dengan menggunakan mata uang dari negara yang memiliki suku bunga rendah. Carry trade merupakan strategi yang cukup populer dalam trading valas. Dengan carry trade para investor dijamin akan memperoleh return baik dalam posisi jangka menengah maupun panjang.

Untuk dapat menjadi pelaku carry trade yang sukses, mengerti dan memahami peranan suku bunga dalam pasar valas menjadi sangat penting. Sebuah negara yang memiliki suku bunga tinggi akan menarik banyak modal masuk karena para investor mencari return yang tinggi. Karena itu dengan kenaikan suku bunga investasi akan masuk, elanjutnya hal ini akan mengakibatkan mata uang negara tersebut menglami apresiasi. Dengan demikian pergerakan carry trade, suku bunga akan menjadi sangat penting karena hal tersebut yang menentukan tingginya return yang akan diperoleh.
Iluatrasi gambar carry trade (sumber: http://forexwings.com)

Contoh yang paling jamak terjadi adalah carry trade yang diakukan oleh para investor dengan menggunakan yen. Yen merupakan mata uang yang paling banyak digunakan sebagai sarana carry trade. Kondisi ini terjadi karena suku bunga di Jepang merupakan yang paling rendah di dunia. Pada saat ini suku bunga di Jepang hanya sebesar 0.1%.

Dengan suku bunga rendah ini para investor dapat meminjam uang di Jepang dan menginvestasikannya di dalam aset lain yang memberikan imbal hasil tinggi. Aset tersebut dapat berupa mata uang di negara yang memiliki suku bunga tinggi, contohnya adalah aussie dan kiwi yang negaranya masih memiliki suku bunga sebesar 3%.

Selain dalam mata uang, carry trade juga dapat dilakukan pada bursa saham dan komoditas. Apabila bursa saham dalam kondisi yang bullish, kecenderungan carry trade akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat dilihat bahwa yen cenderung mengalami depresiasi saat bursa saham bergerak naik.

Unwinding Carry Trade Sebagai Cara Risk Aversion

Unwinding carry trade adalah pada saat para investor menarik dana yang digunakan untuk carry trade. Kondisi ini akan mengakibatkan apresiasi mata uang yang lazim digunakan sebagai sarana carry trade.

Unwinding carry trade lazim terjadi di saat kondisi ekonomi sedang mengalami permasalahan, seperti juga yang sedang terjadi saat ini. Resesi global mengakibatkan bursa saham anjlok tajam dan memaksa bank-bank sentral di seluruh dunia untuk memangkas suku bunga.

Anjloknya bursa saham mengakibatkan imbal hasil yang diharapkan diperoleh dari saham akan turun, bahkan risiko yang dihadapi justru membesar. Dengan kondisi ini para investor carry trade akan menghentikan sementara waktu kegiatan carry trade mereka. Kondisi ini juga merupakan bagian dari proses >i>risk aversion.

Unwinding carry trade juga dapat terjadi apabila rilis data indikator dalam negeri negara tujuan carry trade menunjukkan situasi yang buruk. Para investor lazimnya memilih negara yang ekonominya baik sebagai tujuan carry trade. Data ekonomi yang buruk akan mengurangi minat terhadap carry trade, dengan demikian mata uang yang digunakan sebagai sarana carry trade akan menguat sementara mata uang tujuan carry trade akan melemah.

Minggu, 09 Januari 2011

DASAR HUKUM PERDAGANGAN FOREX

 Pertanyaan terpenting bagi investor forex, sebelum melakukan investasi adalah bagaimana legalitas perdagangan forex? Kemana harus melapor jika terjadi kesalahan perdagangan yang menyebabkan kerugian pada investor? Perdagangan forex masuk dalam perdagangan berjangka, di bawah pengawasan Departemen Perdagangan, dan diatur dalam bentuk undang-undang, yaitu UU No. 32 Tahun 1997. Ini dilakukan karena sifat bisnisnya yang kompleks, berisiko tinggi dan melibatkan banyak pihak di dalamnya. Dengan adanya, 
kepastian hukum maka masyarakat dapat terlindungi dari praktik-praktik perdagangan yang merugikan.  
  
Pengaturan Perdagangan Berjangka 
Ada dua lapis pengaturan di dalam perdagangan berjangka. Lapis pertama dilakukan oleh Bursa Berjangka dalam hal ini Bursa Berjangka Jakarta/BBJ dan lembaga kliring berjangka dalam hal ini Kliring Berjangka Indonesia/KBI melalui self regulation. Lapis kedua dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), yang mewakili pemerintah (Departemen Perdagangan). Ketiga lembaga itu bersama-sama mengatur perdagangan berjangka di Indonesia agar tercipta pasar berjangka yang adil dan jujur.
  
Pengaturan Perdagangan Forex 
Karena termasuk dalam perdagangan berjangka maka perdagangan forex diatur dalam UU  NO 32 tahun 1997, khususnya bab VII. Undang-undang ini mencakup ketentuan mengenai hal-hal yang bersifat umum, kelembagaan, perizinan, mekanisme perdagangan, pembukuan/pelaporan dan penerapan hukum. 
  
Bab VII dari UU No. 32 Tahun 1997 mengatur pelaksanaan perdagangan berjangka yang antara lain membahas pedoman perilaku pialang berjangka, yaitu perusahaan yang diberi hak melaksanakan order jual dan beli nasabah atau investor. Pasal 51 dari Undang-undang perdagangan berjangka ini menjelaskan bahwa pialang berjangka sebelum me1aksanakan transaksi kontrak berjangka untuk nasabah, berkewajiban menarik margin  dari nasabah untuk jaminan transaksi tersebut di mana margin tersebut dapat berupa uang dan/atau surat berharga tertentu. Pialang berjangka wajib memperlakukan margin milik nasabah termasuk tambahan dana hasil transaksi nasabah yang bersangkutan sebagai dana milik nasabah.   
Dana milik nasabah ini wajib disimpan dalam rekening yang terpisah dari rekening pialang berjangka di bank yang disetujui oleh Bappebti. Dana simpanan itu hanya dapat ditarik dari rekening terpisah, untuk pembayaran komisi dan biaya lain sehubungan dengan transaksi kontrak berjangka dan/ atau untuk keperluan lain atas perintah tertulis dari nasabah yang bersangkutan.  

Dengan jaminan pasal 51 UU no. 32 Tahun 1997 ini, investor tidak perlu khawatir dana yang disetornya ke perusahaan pialang akan disalahgunakan. Meski demikian, bukan berarti investor bo-leh memilih sembarang pialang,  harus dicermati juga kapabilitas dan kredibilitasnya.  
  
Badan Pengawas 
Salah satu kelebihan dalam berinv estasi diperdagangan berjangka khususnya forex dengan adanya badan pengawas dari pemerintah. Di dalam UU No. 32 Tahun 1997 pemerintah Indonesia menetapkan bahwa Badan Pengawas perdagangan berjangka merupa-kan unit kerja yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan, yang bernama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).   

Takut, Serakah, dan Harapan dalam Trading

(Vibiznews – Options) - Seorang yang sudah lama menjalankan tradinginvestasi secara aktif, umumnya akan sampai pada suatu kondisi memahami atau semakin lama bertambah memahami bahwa psikologi perdagangan(trading psychology) sangat penting peranannya dalam aktivitas trading. Seorang penulis pernah memastikan bahwa kalau kita bertanya kepada siapapun trader yang sukses atas pertanyaan berikut ini: Apa yang paling penting dalam trading? Jawabnya adalah “Belajar menguasai emosi Anda sendiri”. Itulah yang bukan hanya penting, tetapi paling penting!!

Emosi yang paling sering dihadapi investor, dan ini secara klasik sudah diakui seluruh dunia, adalah: “Fear and Greed” . Masalah takut dan serakah. Kalau mau ditambahkan lagi dengan satu kata lain adalah “hope” atau harapan. Seorang investor misalnya akan tergoda untuk menjual secepatnya karenatakut nanti porsi keuntungan akan berbalik arah menjadi kerugian. Terlalu cepat, padahal untung yang lebih besar tersedia kalau mau sedikit lagi bersabar. Tetapi bisa juga, terlalu lama menahan dan tidak segera menjual karena serakah. Selalu merasa tidak puas dengan hasilnya, akhirnya kerugian yang datang menjerat karena pasar yang segera balik arah, misalnya. 

Bagaimanapun takut, serakah dan harapan adalah bagian dari kepribadian manusia. “Bagaimana tidak takut, bukankah uang kita ada di situ?,” demikian pikiran sebagian investor. “Jangan sampai dan kalau bisa jangan pernah rugi.” Yang terakhir ini merupakan pendapat yang sudah bercampur dengan serakah. Serakah bukan hanya mau yang sebanyak-banyaknya sampai menjadi tidak rasional, tetapi juga mental yang tidak mau rugi sama sekali. 

Harapan bahwa pasar akan bergerak seperti yang kita mau, seringkali mengacaukan logika dan metode trading seorangtrader. Tetapi itu sering dan lazim bagi investor, bukan? Harapan ini dapat membawa kita kepada keputusan tebak-tebakan.Cap-cip-cup. Sekalian saja dengar apa suara tokek malam ini. Kita putuskan ambil posisi duluan lalu berharap pasar yang akan mengikuti pas sesuai keinginan atau harapan kita. Pembaca budiman, bukan kita yang menggerakkan pasar. Kita yang harus bergerak mengikuti pasar. Tidak mudah mengatasi godaan perasaan seperti ini, tetapi demikianlah pentingnya belajartrading psychology. Belajarlah terus, setelah ini.

Seorang great trader Wall Street kelas dunia lainnya, dengan pengalamantrading selama 35 tahun, yang juga menjadi partner kami dan kerap datang ke Indonesia adalah Courtney Smith. Sebagai tokoh hedge-fund managernamanya dihormati dengan analisisnya yang selalu menjadi acuan para traderdi Wall Sreet. Penulis dari lima buku investasi terkenal terbitan John Willey & Sons, dalam salah satu sesi coaching -nya di Indonesia pernah menyampaikan sesuatu pernyataan yang menarik perhatian saya. Dia sangat sering menang trading, dengan rata-rata hanya menggunakan waktunya sehari 15 menit saja. Tentang emosi dia katakan bahwa dia tidak ada lagi perasaan antusias dalam trading. Sering hanya kebiasaan saja dan bahkan cenderung “membosankan” atau mencapai kondisi bosan (boredom).Mengherankan? Tetapi dia diakui sebagai great trader dan punya banyak murid trader di berbagai belahan dunia, terutama Amerika dan Asia, termasuk Indonesia yang mengaguminya. Satu yang jelas bahwa emosi bukan masalah lagi baginya dalam trading.

Sampai di sini kita bisa pelajari bahwa minimnya keterlibatan emosi akan memberikan ketenangan bagi investor untuk secara disiplin menjalankan metode dan perencanaan trading-nya ( trading plan and methods). Secara fakta dapat dilihat bahwa ketidakkonsistenan dalam investasi banyak menjebak dan mendatangkan keputusan yang salah dan pada akhirnya loss!Tentunya bukan itu harapan di antara kita sebagai investor, bukan?

Mengontrol emosi bukan hal yang mudah. Pada kenyataannya di sini sumber kekalahan terbesar para investor umumnya. Tetapi mulailah untuk menguasainya. Umumnya emosi yang salah dalam tradingadalah trader suka menyalahkan yang lain! Kita bisa mulai dari sini, yaitu belajar bertanggung jawab terhadap keputusan investasi kita sendiri. Keuntungan ataupun kerugian yang terjadi perlu dipelajari dari waktu ke waktu. Sembari proses berjalan Anda akan melihat diri Anda lebih tenang dan confident. Ini penting, karena sejalan dengan itu Anda akan melihat rekening trading profit Anda bertambah. Selamat belajar!

Gambar Source: fortunewatch.com


Ap/AP/VBN

Rabu, 08 Desember 2010

Scalping Pada Valas, Konsep Dan Prakteknya.

Dengan semakin maraknya perdagangan valuta asing yang didukung oleh perkembangan teknologi internet, minat masyarakat secara global untuk melakuakn investasi pada perdagangan ini semakin meningkat.

Semakin meluasnya minat investasi pada perdagangan forex ini juga mendorong investor untuk mengembangkan metode dan strategi perdagangan sehingga dapat mengoptimalkan profit dan menekan resiko.

Salah satu metoda dan strategi yang mendapat minat luar biasa dari investor forex adalah strategi “scalping”, yang merupakan metoda trading yang diuntungkan dengan adanya fasilitas instant execution pada perdagangan valas.

Scalping secara sederhana dapat dijabarkan sebagai “ strategi untuk memperoleh profit dengan cara membuka posisi baik sell ataupun buy, dan menutup posisi tersebut sesegera mungkin setelah posisi yang dibuka menghasilkan profit”.

Pada strategi scalping, faktor manajemen resiko merupakan aspek yang menjadi perhatian utama dan hal ini adalah salah satu hal yang menyebabkan mengapa semakin banyak investor/trader yang berminat menggunakan strategi ini.


Ilustrasi Dasar Scalping


Teradapat banyak variasi dalam metoda dan startegi scalping, namun ciri khas dari metoda ini adalah “ mengambil profit sedikit dalam waktu sebentar dan melakukan transaksi dalam frekuensi yang relatif sering”.
Secara sangat sederhana pelaksanaan praktek scalping dapat digambarkan sebagai berikut :



Gambar diatas merupakan chart M5 pada perdagangan valuta asing pair GBP/USD 11 November 2010.Dengan metoda dan strategi scalping yang sesuai, maka investor atau trader dapat membuka posisi sebanyak 4 kali seperti yang terlihat pada gambar diatas.

Pada posisi 1 , potensi profit yang dapat diperoleh adalah sekitar 20 pips dan dapat diperoleh dalam waktu sekitar 40 menit , pada posisi 2 adalah sekitar 23 pips selama 20 menit, posisi 3 sekitar 15 pips selama 35 menit dan posisi 4 sekitar 15 pips selama 25 menit. Sehingga dalam satu hari perdagangan dengan melakukan scalping, investor atau trader setidak-tidaknya akan melakukan 4 kali transaksi, bahkan mungkin lebih dari itu.


Kendala Praktis.


Dengan metoda scalping, investor/trader pada umumnya tidak membuka posisi terlalu lama, bahkan tidak jarang juga yang membukan hanya dalam hitungan puluhan detik dan mengambil net profit hanya 2-4 pips. Investor/trader tersebut melakukan dengan frekuensi yang sangat sering hingga tidak jarang ada yang mampu membuka transaksi puluhan kali dalam satu hari perdagangan.


Namun demikian, praktek scalping pada umumnya menghadapi kendala, salah satunya adalah kendala dari sisi broker. Pada perdagangan valas retail, terdapat beberapa boker yang tidak mengijinkan dilakukannya scalping. Broker tersebut akan memperlakukan berbeda kepada investor yang melakukan scalping.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh broker adalah dengan mempersulit entry atau exit posisi dengan sering terjadinya re-quote. Pada saat perdagangan tengah berlangsung terkadang sulit bagi investor/trader untuk entry/exit pada posisi yang diinginkan, walaupun dijanjikan adanya fasilitas instant execution.

Sehingga dengan demikian, walaupun metoda scalping sangat menjanjikan namun pada prakteknya belum tentu dapat dilakukan dengan baik. Salah satu cara mengatasi hal tersebut biasanya invstor/trader mencari broker valas yang benar-benar mampu memberikan fasilitas instant execution.

TOP 10 TRADING THOUGHTS

  1. You only have three choices when you are in a bad position, and it is not hard to figure out what to do: (1) Get Out, (2) double up, or (3) spread it off. I have always found getting out to be the best of all three choices. 
  2.  No opinion on the market or you are doubtful about market direction? Then stay out. Remember, when in doubt, stay out.   
  3. Don’t ever let anyone know how big your wallet is, and don’t ever let anyone know how small it is either
  4. If you snooze, you lose. Know your markets, when they trade, and what reports will affect the market price. 
  5.  The markets will always let you in on the losers; the market’s job is to keep you out of winners. Dump the dogs and ride the winning tide.
  6.  Stops are not for sissies.
  7. Plan your trade, than trade your plan. He who fails to plan, plans to fail.
  8. But the rumor and sell the fact. Watch for volatility in these situations; it usualy marks tops or bottoms in the markets.
  9. Buy low, sell high. Or buy it when nobody wants it, and sell it when everybody has to have it!
  10.   It’s okay to lose your shirt, just don’t lose your plants; that is where your wallet is.

Rabu, 24 November 2010

Dinamika 'Safe Haven' dan 'Risk Appetite' Dalam Investasi Produk Komoditi

(Vibiznews – Column) – Investasi di bidang komoditi sampai dengan saat ini memang masih menjadi favorit bagi banyak kalangan terutama bagi para investor yang cenderung mencari alternatif investasi ditengah investasi yang bersifat mutual fund. Seperti juga pada jenis-jenis investasi lainnya, pada investasi di bidang komoditi juga terdapat imbas atau pengaruh yang didatangkan dari faktor fundamental ekonomi. Namun untuk jenis faktor ini, proporsi cenderung lebih dominan dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Kondisi tersebut terbilang wajar mengingat dalam investasi di bidang komoditi banyak hal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga-harga komoditi, seperti dampak nilai tukar, kondisi alam/cuaca, jumlah persediaan ataupun dari data-data ekonomi dunia.

Dengan adanya pengaruh-pengaruh tersebut maka investasi di bidang komoditi cukup memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi para investor. Namun tidak semua komoditi memiliki tantangan yang sama, bahkan bagi beberapa komoditi dapat menjadi favorit investasi karena komposisi resiko dan tantangannya cenderung lebih rendah dibandingkan komoditi lainnya. Maka dari itu, bagi para analis dan juga para investor, investasi di bidang komoditi dibagi dua berdasarkan resikonya yaitu ’safe haven’ dan ’risk appetite’.

Komoditi ’Safe Haven’ vs Komoditi ’Risk Appetite’
Kedua jenis perbedaan resiko yang terdapat dalam investasi komoditi tersebut terdapat dan identik dalam beberapa komoditi tertentu. Pada komoditi ’safe haven’ misalnya, emas sangatlah identik dengan ungkapan tersebut. Emas dinilai memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan komoditi-komoditi lainnya. Bahkan terkadang pergerakan emas cukup berlawanan dengan kondisi fundamental yang terjadi di pasar. Maka dari itu, investor menjadikan emas sebagai investasi utama ditengah kondisi ketertekanan fundamental ekonomi. Sejak 3 tahun terakhir misalnya, emas menjadi satu-satunya komoditi yang terus bergerak progresif meski berada dalam lingkup krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 yang lalu.

Kondisi tersebut tersebut dapat terlihat dari terusnya pencetakan rekor-rekor terbaru harga emas sampai dengan yang terakhir di posisi 1265 dollar per troy ons. Dan sepanjang 3 tahun terakhir, pencetakan rekor-rekor harga emas berkaitan dengan kisruhnya kondisi perekonomian dunia mulai anjloknya sektor finansial AS sampai dengan kekhawatiran terhadap ancaman krisis ekonomi Eropa yang terjadi pada saat ini. Maka dari itu, disaat krisis atau ketertekanan ekonomi global, para investor maupun bank-bank sentral justru giat mengkoleksi emas sebagai cadangan kekayaan dan aset mengingat prospeknya akan tetap positif di waktu berikutnya.

Di pihak lain, atau komoditi ’risk appetite’ justru hampir dimiliki oleh komoditi-komoditi utama dunia seperti komoditi energi dan pangan. Besarnya resiko investasi pada jenis komoditi tersebut menjadikan jenis komoditi ini terlalu mudah menerimah pengaruh dari kondisi fundamental ekonomi maupun non ekonomi. Ambil contoh misalnya komoditi energi yang diwakili oleh minyak mentah yang sangat sensitif terhadap data-data ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi negara-negara industri sampai dengan data-data ekonomi turunan seperti sektor properti dan juga tingkat konsumsi. Besarnya cakupan pengaruh tersebut menjadikan minyak mentah cenderung bergerak labil mengingat kuatnya korelasi antara minyak mentah dengan kelangsungan proses perekonomian dunia. Disaat yang bersamaan, pergerakan minyak mentah juga dapat langsung mempengaruhi komoditi jenis lainnya seperti komodisi pangan, mengingat dalam industri pangan kaitan dengan permintaan energi cenderung besar. Bahkan saat ini, komoditi pangan juga bisa dijadikan sebagai komoditi substitusi bagi komoditi energi. Jagung, kedelai dan kelapa sawit yang telah menjadi bahan baku energi alternatif berupa bio energi. Meski bagi komoditi pangan sendiri, pengaruh cuaca saat ini menjadi pengaruh utama yang dapat mempengaruhi jumlah pasokan dan produksi.

Dari hasil uraian tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa masih-masih jenis komoditi memiliki kadar resiko yang berbeda, namun tidak menurunkan kapasitas keutamaannya dalam dunia investasi. Maka dari itu, kita sebagai investor wajib teliti dan paham dalam membaca peluang dan juga mengamati kondisi fundamental dan teknikal supaya dapat meminimalisir resiko. 

CFD vs Trading Saham Biasa


CFD memiliki beberapa perbedaan dengan transaksi saham biasa. Perbedaan-perbedaan itu adalah:
1.    Modal yang diperlukan
Katakanlah kita membeli 1000 lembar saham ABC di perdagangan saham biasa, dengan harga $10 per lembarnya, maka kita harus memiliki modal sebesar 1000 x $10 = $10,000. (Hasil perhitungan ini disebut juga dengan face value”, yang merupakan hasil perkalian harga saham dengan jumlah saham yang diperdagangkan.)
Di CFD, berlaku leverage sebesar 5% (1:20), yang artinya kita cukup mengeluarkan modal (margin) sebesar 5%-nya saja, yaitu $500. Modal yang diperlukan untuk membeli 1000 lembar saham ABC tadi jauh lebih kecil.
Jika ternyata harga saham ABC naik, lalu kita jual di harga $11 per lembarnya, berarti kita mendapatkan keuntungan sebesar $1 per lembar saham. Berhubung tadi kita membeli 1000 lembar, maka keuntungan kita adalah 1000 x $1 = $1,000.
Jika kita melakukan transaksi saham biasa, modal yang kita perlukan tadi adalah sebesar $100,000. Artinya dengan keuntungan $1,000, profit kita hanya sebesar 10% dari modal.
Tapi ingat, di CFD modal yang kita perlukan untuk membeli saham ABChanya $500. Kita berhasil memperoleh profit $1,000, artinya keuntungan kita adalah 200% dari modal!


Transaksi saham biasa
CFD
Harga beli
$10
$10
Modal (untuk 1000 lembar saham)
$10,000
$500
Harga jual
$11
$11
Keuntungan
($11 - $10) x 1000 = $1,000
($11 - $10) x 1000 = $1,000
Tingkat pengembalian
10%
200%



2.    Bisa melakukan short
CFD memungkinkan kita untuk melakukan short (SELL) terlebih dahulu jika kita perkirakan bahwa harga saham tertentu akan turun. Pada perdagangan saham biasa, transaksi ini biasa disebut “short selling”, di mana hal ini tidak bisa dilakukan dengan bebas. Kalaupun bisa, akan membutuhkan biaya yang besar. Bahkan Bursa Efek Indonesia sudah melarang praktek short selling.
3.    Overnight charge (swap)
Overnight charge ini mirip dengan swap pada kontrak gulir. Ada overnight charge yang harus dihitung untuk setiap posisi terbuka yang mengalami overnight. Kita harus membayar swap jika transaksi kita yang overnight adalah transaksi BUY. Namun jika transaksi yang overnight adalah SELL, maka bisa jadi kita mendapatkan swap. Mengenai ini akan kita bahas di bagian tersendiri.
4.    Satuan kontrak (contract size)
Pada perdagangan saham biasa, satuan kontraknya adalah per lembar saham. Tapi pada CFD, satuan kontraknya adalah 1.000 lembar saham (untuk saham US dan Jepang) atau 10.000 lembar saham (untuk saham Hongkong) per lot-nya.
5.    Antrian
Kalau mau membeli ataupun menjual saham tertentu di bursa saham biasa, kita harus rela  berdesakan ‘mengantri’. Misalnya ketika kita ingin membeli saham ABC, maka kita harus menunggu antrian untuk bisa mendapatkan penjual saham tersebut. Sama halnya ketika kita ingin menjual saham ABC, kita harus menunggu juga untuk mendapatkan pembeli. Hal ini tidak berlaku di CFD dimana kita bisa mendapatkan pembeli dan penjual di saat yang sama ketika kita melakukan transaksi melalui komputer
Di CFD hal ini tidak berlaku.
6.    Spread
Spread yang berlaku di CFD sangat ketat (2 pips) dan cenderung tetap (tidak berubah-ubah) selama pasar dalam keadaan normal. Keadaan normal yang dimaksud adalah tidak ada gejolak harga yang terjadi akibat berita ataupun rumor yang beredar di pasar. Sementara di bursa saham biasa, spread sangat bervariasi cenderung berubah-ubah.
7.    Kepemilikan
Berbeda dengan transaksi saham biasa, di CFD kita tidak mempunyai kepemilikan atas saham yang kita beli. Ini karena kita tidak pernah “membeli” sahamnya secara fisik. Ingat, yang kita lakukan hanyalah “membeli” atau “menjual” nilai kontrak atas saham tertentu. Meskipun tidak ada kepemilikan, namun kita tetap bisa memperoleh keuntungan dari pergerakan harga saham itu, sama seperti jika kita trading saham biasa.
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara CFD dengan perdagangan saham biasa:
Perbandingan     
TRADING SAHAM BIASA
CFD
Modal (Margin)
100%
5%
Short sell
Mahal dan terbatas
Bisa
Dividen
Ada
Ada
Overnight charge (swap)
Tidak ada
Ada
Satuan kontrak
Per saham
Per Lot (=100 lembar)
Antrian
Ada
Tidak ada
Spread
Bervariasi
Tetap*
Kepemilikan
Ada
Tidak ada
* dalam kondisi pasar normal
sumber: http://www.mysmartfx.com/