Today News

Kamis, 13 Januari 2011

Strategi Carry Trade dan Risk Aversion

(Vibiznews – FX) – Bagi para investor, istilah carry trade merupakan sesuatu yang sangat jamak didengar. Carry trade adalah sebuah kegiatan di mana investor membeli mata uang atau aset yang memiliki imbal hasil tinggi (high-yield) dengan menggunakan mata uang dari negara yang memiliki suku bunga rendah. Carry trade merupakan strategi yang cukup populer dalam trading valas. Dengan carry trade para investor dijamin akan memperoleh return baik dalam posisi jangka menengah maupun panjang.

Untuk dapat menjadi pelaku carry trade yang sukses, mengerti dan memahami peranan suku bunga dalam pasar valas menjadi sangat penting. Sebuah negara yang memiliki suku bunga tinggi akan menarik banyak modal masuk karena para investor mencari return yang tinggi. Karena itu dengan kenaikan suku bunga investasi akan masuk, elanjutnya hal ini akan mengakibatkan mata uang negara tersebut menglami apresiasi. Dengan demikian pergerakan carry trade, suku bunga akan menjadi sangat penting karena hal tersebut yang menentukan tingginya return yang akan diperoleh.
Iluatrasi gambar carry trade (sumber: http://forexwings.com)

Contoh yang paling jamak terjadi adalah carry trade yang diakukan oleh para investor dengan menggunakan yen. Yen merupakan mata uang yang paling banyak digunakan sebagai sarana carry trade. Kondisi ini terjadi karena suku bunga di Jepang merupakan yang paling rendah di dunia. Pada saat ini suku bunga di Jepang hanya sebesar 0.1%.

Dengan suku bunga rendah ini para investor dapat meminjam uang di Jepang dan menginvestasikannya di dalam aset lain yang memberikan imbal hasil tinggi. Aset tersebut dapat berupa mata uang di negara yang memiliki suku bunga tinggi, contohnya adalah aussie dan kiwi yang negaranya masih memiliki suku bunga sebesar 3%.

Selain dalam mata uang, carry trade juga dapat dilakukan pada bursa saham dan komoditas. Apabila bursa saham dalam kondisi yang bullish, kecenderungan carry trade akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat dilihat bahwa yen cenderung mengalami depresiasi saat bursa saham bergerak naik.

Unwinding Carry Trade Sebagai Cara Risk Aversion

Unwinding carry trade adalah pada saat para investor menarik dana yang digunakan untuk carry trade. Kondisi ini akan mengakibatkan apresiasi mata uang yang lazim digunakan sebagai sarana carry trade.

Unwinding carry trade lazim terjadi di saat kondisi ekonomi sedang mengalami permasalahan, seperti juga yang sedang terjadi saat ini. Resesi global mengakibatkan bursa saham anjlok tajam dan memaksa bank-bank sentral di seluruh dunia untuk memangkas suku bunga.

Anjloknya bursa saham mengakibatkan imbal hasil yang diharapkan diperoleh dari saham akan turun, bahkan risiko yang dihadapi justru membesar. Dengan kondisi ini para investor carry trade akan menghentikan sementara waktu kegiatan carry trade mereka. Kondisi ini juga merupakan bagian dari proses >i>risk aversion.

Unwinding carry trade juga dapat terjadi apabila rilis data indikator dalam negeri negara tujuan carry trade menunjukkan situasi yang buruk. Para investor lazimnya memilih negara yang ekonominya baik sebagai tujuan carry trade. Data ekonomi yang buruk akan mengurangi minat terhadap carry trade, dengan demikian mata uang yang digunakan sebagai sarana carry trade akan menguat sementara mata uang tujuan carry trade akan melemah.

0 komentar:

Posting Komentar